Selasa, 24 Mei 2011

REKONSTRUKSI IMAN

  " proses keimanan terus mengalami pola perkembangan, evaluasi yang berkelanjutan. Iman manusia bukanlah secara mutlak sebatas paket warisan yang tidak mungkin dikaji lagi. Proses keimanan tanpa kaidah perkembangan dan evaluasi adalah cikal bakal pondasi dasar pemahaman doktrinitas dari semua iman agama. Desakan dan reduksi dari proses produksi budaya, ideologi yang terus bergerak maju dan menuntut menjadikan epistemologi diambang pertaruhan antara rekonstruksi atau kebangkrutan"


      Dalam perjalanan sejarah iman manusia telah mengalami revisi yang terus menerus dalam mengahdapi desakan dan tuntutan budaya dan ideologi luar yang mengancam. Revisi dan suntingan pesan suci tidak dimaksudkan mengubah substansi dari suara dari kitab suci sebagai pijakan yang konstan atas identitas atas jemaat, revisi yang secara terus menerus dilakukan adalah sebagai bentuk refleksi atas situasi dan materi didunia yang dimainkan oleh, generasi dan bahan materi yang baru pula. Revisi bukan semata-mata hanya  reaksi atas reduksi dari lingkungan yang terus bergerak maju melainkan sebuah aksi yang merujuk kepada pencapaian-pencapaian baru atas superioritas dan identitas suatu jemaat yang terikat akan perjanjian iman. Perjanjian iman yang berbahan baku atas wacana-wacana sekitar dan sejarah keselamatan yang dilestarikan terus membentuk aneka pencabanganya sehingga menghasilkan asumsi-asumsi yang terus diolah dengan aneka macam aspek sebagai bahan bakar dalam mendorong peradaban terus bergerak maju.
     Rekonstruksi iman didasarkan atas kondisi iman suatu bangsa yang secara spiritual dan material tertindas oleh budaya-budaya luar. Budaya dan ideologi luar yang bertentangan dengan hukum-hukum tradsi iman yang  mempunyai kedaulatan hukum tetap mengundang reaksi iman jemaat untuk meratap dan mengevaluasi tafsir lama merka. Bahan baku yang terdiri kerusakan moralitas dan kesenjangan material membawa imaginasi dan wacana baru kedalam muara evaluasi dan pengambilan keputusan yang revolusioner. keputusan revolusiioner atas sebuah jemaat yang tertindas disegala bidang bukan semata-mata jemaat tersebut bisa masuk kedalam kategori sektariaan yang bepola tertutup atau usaha yang hanya dikategorikan sebagai upaya kelompok-kelompok yang tersisih dalam persaingan kelas dan tidak mau bersandingan dengan budaya-budaya yang baru, akan tetapi aksi revolusioner ini adalah upaya melindungi dan melawan kondisi spiritual dan material yang terus diserang dan diancam.

    "Sejarah yang diciptakan oleh , musa, isa dan muhammad adalah upaya penyatuan yang tidak dibatasi oleh konsep penuhanan baru semata. mereka berwawasan terhadap penyatuan wilayah dan penyatuan epistemologi". kondisi kesenjangan dan kemajemukan adalah bahan baku mereka dalam merumuskan sebuah keputusan revolusioner berbasis tradisi abraham dalam memapankan sebuah konsep identitas yang bersatu  atas kemajemukan dan kesenjangan yang terjadi dalam wilayah dan waktu yang berbeda akan tetapi berkelanjutan atas kondisi masyarakat yang terjebak dalam kemajemukan"

     Pelaku sejarah teologi abraham yang dibawa musa, yesus, muhammad adalah sebuah bentuk pentradisian yang berkelanjutan dengan waktu dan tempat yang berbeda. Materi dan wacana budaya yang berbeda tidak membuat identitas penganut teologi abraham keluar jalur dari substansinya. Meskipun mempunyai aspek-aspek budaya dan sosialogis yang berbeda akan tetapi konsep penyatuan dan pentradisian syahadat nilai-nilai moralitas, kesetaraan dan  hukum-hukum yang berkedaulatan tetap[apodiktif] dalam tradisi teologi abraham tetap menjadi pondasi utama atas apa yang mereka klaim sebagai revolusi. pondasi pokok dari ketiga pelaku sejarah teologi abraham adalah:

   1. hukum-hukum yang berkedaulatan tetap menjadi disiplin dasar; tent commandement musa selalu
       mengiringi iman yang dibawa yesus dan muhammad.

   2. Pengimanan yang berbasis perjanjian atas upaya solidaritas dan pembelaan satu suku dengan suku lain

   3. legitimasi perang suci atas penaklukan ideologi luar yang mengancam moralitas dan identitas jemaat

Satu visi tiga sisi teologi abraham dalam perjalananya tidak selugu seperti apa yang tertera dalam teks, tidak selugu karena materi suara suci juga terus direvisi dalam pola tafsir dengan berbagai sudut penafsiran yang saling bersaing dan  memasukan bahan-bahan baru dengan generasi dan wilayah yang baru pula. dan hal ini selalu memunculkan imaginasi yang terus hidup dalam menggugah bangsa dibelahan bumi manapun yang meratap akan kondisi kesenjangan dan hilangnya semua previlege atas akses keadilan.
      bangsa indonesia telah mengalami kemajemukan yang sama dalam aneka macam epistemologi dimana setiap individu, kelompok mempunyai acuan dalam menafsirkan suara kitab suci baik yahudi, nasrani dan islam. ketiga agama yang mempunyai cabang dan ranting masing-masing dan  menempatkan bangsa indonesia bangsa yang paling majemuk disegala pencabanganya didunia. kemajemukan ini pada satu sisi adalah sebuah kekayaan dalam menyaring nilai-nilai moralitas yang ada didalamya sebagai bahan bakar mencitrakan, bersanding dan berkarya dengan bangsa lain. akan tetapi kemajemukan di indonesia adalah sebuah kemajemukan yang tertutup satu dengan yang lain atas pola tafsir kelompok satu dengan kelompok lain dalam membedah realitas kitab suci. belum lagi ketertutupan antar kelompok yang berbeda kitab suci. komunikasi antar agama harus di fasilitasi oleh negara dalam mencapai kesepakatan-kesepakatan kerukunan, sehingga kerukunan ini sangat rawan konflik apabila kondisi politik sekuler goyah. Belum ada keberanian tiap-tiap kubu baik islam, kristen ataupun yahudi untuk duduk berdiskusi dalam membedah realitas kitab suci yang secara substansial berakar kepada teologi abraham ini. sedangkan salah satu cara menjaga kemajemukan dalam keamanan yang kuat adalah saling percaya dan berorientasi kepada penyatuan bangsa yang super majemuk ini. Munculnya berbagai kesenjangan yang diobral media menjadikan para jemaat yang hidup di negeri ini baik islam, kristen, yahudi dan kelompok sekuler harus mengevaluasi lagi atas tafsir mereka atas kondisi kesenjangan yang juga sangat majemuk dan menjengkelkan ini. Munculnya gerakan-gerakan yang berbasis kitab suci yang berkembang di indonesia adalah salah satu bagian bentuk pemberontakan dan keputusan revolusioner jemaat atas kondisi kesenjangan material. Belum lagi kebekuan dan terkurungnya pola tafsir yang selama ini dikuasai lembaga yang hanya mengedepankan nilai budi pekerti semata serta merta mengesampingkan makna teologis beserta kepadataanya menjadikan jemaat mengadopsi rujukan-rujukan tafsir yang radikal. Bagimanapun juga pola tafsir yang tercipta dari lingkungan konflik dan keras akan menekankan epistemologi yang keras pula bagi jemaat lain. dan ini berbahaya bagi bangsa indonesia yang mempunyai sejarah, karakter, budaya yang sangat jauh berbeda dari islam, kristen dimana mereka diciptakan. sekarang ideologi pancasila harus terseok-seok menjadi wasit atas pola tafsir yang diadopsi tanpa kendali ini.
     Kemajemukan yang komplek di indonesia harus segera diatasi dengan membuat pintu alternatif bagi terbukanya pola tafsir antar jemaat atas upaya membdah realitas yang terus menuntut dan tidak mau kompromi terus bergerak maju. Pintu baru bagi kemajemukan bukan sebuah upaya kawin silang sehingga membuat barang baru melainkan untuk mencairkan prasangka dan dendam atas sejarah existensi yang di ciptakan oleh benua lain. kemajemukan yang mengarah kepada pola sektarian ini apabila terus dibiarkan akan membawa indonesia kedalam kebangkrutan iman yang parah bahkan disintegrasi. Sebuah rekonstruksi iman tidak harus memunculkan sosok mesiah atupun rosul baru yang  cenderung dikultuskan dan beresiko penistaan atas jemaat lain .Kalaupun upaya rekonstruksi iman itu adalah sebuah upaya fusi baru dalam mencairkan pola tafsir yang tertutup kemuara yang terbuka dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai teologis maupun historis masing-masing jemaat. Tampilnya wasit yang tidak memihak atas upaya fanatisme dan arogansi salah satu pihak memang tidak mudah dan tidak mengundang resiko, akan tetapi upaya itu adalah satu-satunya cara menjaga kemajemukan bangsa ini kedalam semangat yang sama dalam menjaga penyatuan dan memperjuangkan kesetaraan jemaat baik spiritual dan material.


  " rekonstruksi iman dalam mencairkan pola tafsir yang tertutup dan cenderung sektarian adalah bagian dasar bahwa iman manusia harus mengalami proses perkembangan dalam upaya menghindari pondasi dogmatis dimana segala sesuatu dipaksa dengan serba kejanggalanya"

   " aspek historis, sosiologis memang penting dalam membedah realitas kitab suci sebagai epistemologi baru dari wacana yang serba hakul yakin dan imaginatif sebelumnya, kedalam wacana yang objektif, saintis dan logika. akan tetapi tanpa rethorika yang menggugah  suara kitab suci al-qur'an, injil maupun taurot akan menempatkan kitab suci tersebut menjadi nirmakna dan mati".

    

Minggu, 27 Februari 2011

SINISTER DI INDONESIA

     Ketika  para orang tua hendak memberikan sesuatu hadiah kepada anak yamg masih kecil, para orang tua selalu mengajarkan untuk menggunakan tangan yang baik yaitu tangan kanan, dan ketika sang anak menerima hadiah ataupun bersalaman kemudian mengulurkan tangan kirinya sang orang tua langsung berkata" lho kok tangan kiri, tangan yang baik mana..? kemudian sang orang tua menjelaskan bahwa tangan kanan adalah tangan yang baik 

                                                         SEJARAHNYA


     Kebiasaan bangsa timur telah menjadikan budaya sesuatu yang kanan berhubungan erat dengan kemuliaan dan kebaikan dan begitu pula sebaliknya semua yang berhubungan dengan tangan kiri selalu mendapatkan tempat yang kurang mulia dan sesuatu yang jahat. kebiasaan ini adalah warisan para bangsa dan agama yang memerangi kaum perempuan pemuja dewa-dewi, sarjana, bidan,dan tabib perempuan dalam peranya memberikan keilmuan dan emansipasi kepada peradaban manusia. kaum perempuan mengalami pendiskriminasian yang luar biasa pada abad pertengahan karena sepak terjang doktrinisasi dan pembungkaman para kaum pagan penyembah dewa-dewi atau kepercayaan pemuja keseimbangan alam.
     kisah pembungkaman kaum perempuan dalam peranya untuk tampil sejajar dengan kaum pria ternyata tidak ditanggapi oleh otoritas penguasa gereja awal di kekaisaran konstantinopel atau gereja timur. pihak gereja khawatir peran perempuan dalam kancah lelaki akan menguatkan popularitasnya seperti jaman paganisme dan pada awal kekuasaan gereja peran perempuan dibatasi dalam upaya mengaburkan peran perempuan dalam awal pengimanan agama kristen. termasuk para penguasa gereja menolak keras sumber-sumber yang mndiskreditkan atau versi-versi yang bertentangan dengan versi gereja. seperti halnya kontraversi bahwa salah satu murid yesus adalah perempuan dan juga sekaligus kekasihnya, dan bila benar akan sangat bertentangan dengan semangat para pendeta yang bersikeras hidup membujang dan bagi para biarawati terus menjaga keperawananya dalam semangat bunda maria yang masih perawan saat mengandung yesus kristus.
     perang kebencian antara kaum pemuja ibu bumi{ pagan}dan pihak gereja mencapai puncaknya ketika inkuisisi katolik mengeluarkan buku "MALLEUS MALLEFICARUM" . buku yang telah mendoktrinsasi kebencian kepada peran perempuan pemuja keseimbangan dan telah meminta korban 5 juta jiwa perempuan. bahkan asosiasi feminin tak luput dari penistaan yang sering di sebut gauche,sinistra atau.kiri. sesuatu yang berhubungan dengan tangan kiri adalah jahat, kotor dan bertentangan dengan norma yang baku.  

                                       KIRI BUAT BANGSA INDONESIA


     Bagi bangsa indonesia kutur kiri juga diasosiasikan dengan amat melekat dengan sesuatu yang tidak pantas dan menyimpang. mulai dari yang sederhana : tata cara makan, bersalaman, memberikan sesuatu selalu menggunakan tangan kanan. tata cara penggunaan yang benar dengan tangan kanan juga telah mempengaruhi kultur islam seperti membasuh dalam tata cara wudhu selalu didahulukan denagan tangan kanan dan tangan kiri selalu ditempatkan hanya sebagi pembersih kotoran. sehingga pola doktrinisasi gereja telah mencapai tingkat yang paling dalam atas upaya apa yang disebut perang pengaruh dan kepentingan.
      Sinister atau kekiri-kirian juga telah merambah ke kancah politik dimana aliran politik yang berhaluan sosialis, komunis diasossiasikan dengan golongan kiri, kelompok -kelompok panentang pemerintah juga di cap sebagai kelompok yang berhaluan kiri sehingga cap kiri telah mendapatkan legitimasi yang menyeluruh dari semua bangsa didunia ini sebagai sesuatu yang menyimpang dari pakem. dan dengan demikian doktrin gereja katolik dalam bukunya telah berhasil mempengaruhi selama dua millenium tanpa kita sadari.
      bagi bangsa indonesia yang kaya dengan bermacam-macam kepercayaan yang masih lestari tentunya harus mempunyai sikap yang jelas tentang sikap atas sejarah sinister yang seharusnya tidak ada hubunganya dengan kultur yang tumbuh beragam di indonesia dan dengan semangat kebangsaan kita harus mampu menilai bahkan menghapus pengaruh-pengaruh yang dimunculkan oleh penguasa-penguasa atas dasar kepentingan politik semata.

                                              PENDAPAT  ISTRI  SAYA 

 "kalau kebiasaan bangsa kita yang memandang negatif tentang sinister atau kekiri-kirian apalagi membawa kebencian tersebut atas nama tuhan, tentu tuhan tidak perlu bersusah payah menciptakan tangan kiri- kaki kiri, mata, kiri, telinga kiri jika itu memang sebuah kebenaran, maka kita semua akan melihat dunia ini dipenuhi makhluk-makhluk cacat".

                                                   PENDAPAT PENULIS

  "dunia telah sempurna dari awal penciptaanya dan kita sendiri adalah terdakwa atas segala kerusakan dari permainan yang kita mainkan. dan kita masih meninggalkan sebuah fitnah keji  kepada tuhan atas perilaku kita merusak, membunuh, menghilangkan apa yang telah susah payah tuhan ciptakan mengatas namakan kehendak tuhan sedangkan dalam hati kita tahu itu adalah atas kepentingan dan ketololan kita memahami firman-firmanya".
 

Kamis, 03 Februari 2011

abraham the founding father of monotheiism

       Awal mula peradaban monoistik di mulai dari negeri babylonia. Seorang keturunan bangsawan memulai pencarian konsep baru tentang penuhanan. Didalam kisah-kisah dalam kitab perjanjian lama alasan abraham tidak disebutkan secara terperinci sebab-sebab pencarianya. Hanya saja kisah abraham memulai petualanganya dengan menjalankan bisikan-bisikan yang datang dan dianggap penjelmaan tuhan. Kisah petualangan abraham dimulai sekitar tahun 1850 sebelum masehi. pewahyuan-pewahyuan dari tuhan kepada abraham untuk meninggalkan negeri babylonia dan mengembara ke tanah yang dijanjikan adalah sebagai cikal bakal berdirinya yerusalem. Kisah abraham dengan keyakinanya menggenapi nubuah spiritualnya melalui wilayah moab, gomora, kanaan dan sempat singgah di mesir. 
     Menjadi penduduk mesir tidak cukup memuaskan kemauan dari visi ilahiah abraham yang akan ditakdirkan sebagai bapak bangsa dan istrinya menjadi ibu bangsa. karena kepiawaian dia sebagai seorang kepercayaan abimelek (fira'un mesir). pernikahan abraham dengan sara belum menghasilkan keturunan sehingga hal ini menjadi beban dan keraguan abraham dengan wahyu yang menggariskan dia dan keturunanya sebagai raja-raja bangsa. Di usia yang telah mencapai 73 tahun dan istrinya 63 tahun tentu keraguanya adalah hal yang wajar. Dinikahiinya perempuan mesir hajar oleh abraham juga atas saran sara untuk bisa menggenapi firman tuhan abraham. Masuknya darah mesir dalam keturunan abraham yang akan merangkai kisah keturunan abraham dikemudian hari dan merubah budaya perkawinan bangsawan babylonia yang mengadopsi perkawinan dengan hubungan darah dan kesukuan yang sangat ketat. Karena bangsa babylonia sangat mempercayai kemurnian keturunan mereka akan memudar dan semangat keunggulan bangsa mereka akan hilang bila berasimilasi dengan bangsa lain .budaya kemurnian ini pula yang nanti akan mempengaruhi budaya para raja-raja keturunan abraham ratusan tahun berikutnya. Meskipun raja-raja yang terkenal mereka nantinya dilahirkan dari bangsa lain dan mesir adalah bangsa yang mempunyai peran besar dalam melahirkan keturunan-keturunan abraham. Asimilasi keturunan yang membawa keturunan abraham menjadi penguasa timur tengah. 
     Sistem kemurnian ras,kesukuan, darah kemudian diadopsi para raja seluruh dunia pada mulanya. Raja daud/david adalah dari campuran yehuda dan moab, musa juga menikah dengan orang moab.akan tetapi silsilah keturunan dari garis yang bukan keturunan yakob tidak pernah diriwayatkan atau disembunyikan.